my clock

Selasa, 22 April 2014

Be kind.

So, have you ever..
Laid on your bed at night and just cried?
Cried because you're ugly. you're fool. because you're not good enough.
You counted all your flaws from head to toe, you counted all your mistakes to punish and feel worse about yourself.
Cried because the comments from those people actually hurt your feelings.
Cried because nobody understands you and then you thinks that you're alone.
Cried because no matter how much you care, some people just don't care back.
Cried because when you make an effort with something and it goes unnoticed.
Around people, you are the happiest ray of sunshine.
But then that feeling you get in your throat while you're trying to talk when all you can do is just about to cry.
And they left unsaid and nobody knows, and then at night when you are alone you break down and just cry.

Menjadi sedih itu tidak enak, siapa sih yang mau setiap harinya terus-terusan sedih? But hey, yes we all know, everyone has their own problem, they have their own struggle, they have their unique war yang gak perlu kita tahu bentuknya seperti apa tapi as human being sebagai manusia berhati haruslah kita berempati, atau jika susah sedikit bersimpati atau paling tidak secuil saja perduli. Gak ada orang yang suka dibiarin sendiri, nggak ada. Apa jadinya ketika orang sebegitu terpuruknya dan malah dibiarkan sendiri? Perduli kepada orang lain merupakan perbuatan baik, kan? Lalu, apa salahnya?

Saya percaya bahwa dengan berbuat baik, kita akan merasa senang. Energi positif dari kebaikan yang kita berikan kepada orang lain akan kembali kepada kita. Bahwa sekedar kalimat "Terimakasih" yang tulus diucapkan setelah kita membantu orang, pernah kalian sadari betapa hangatnya?

Saya pernah menyakiti, dan merasa begitu jahat. Saya juga tahu bagaimana sedihnya ketika disakiti, dijahati, dicurangi. Pada akhirnya saya menyadari, menjadi jahat dan menyakiti sesungguhnya merugikan dua kali, merugikan orang lain dan diri sendiri. Iya, kita tidak pernah benar-benar tau dampak terhadap orang yang kita sakiti, kita tidak pernah benar-benar tau sedalam apa sedih yang kita sebabkan untuk dirinya, belum lagi perasaan ketika suatu saat kita sadar sudah menyakiti dan menyia-nyiakan orang baik, menyesal? rasanya sangat tidak menyenangkan.
Dan ya sesungguhnya kita akan sadar bahwa menyakiti orang lain itu sama saja seperti kita menyakiti diri sendiri.

Jadi, apa salahnya untuk menjadi baik? untuk tidak menyakiti, untuk lebih perduli, apa sih untungnya berlaku tidak baik?

Saya pernah membaca sebuah kalimat bijak yang berkata “Menjadi orang penting itu baik. Tetapi lebih penting lagi menjadi orang baik”, Tidak apa jika kita menjadi tidak atau kurang penting bagi mereka yang penting atau berarti untuk kita, tetapi teruslah menjadi orang baik sehingga kita akan bermakna untuk sekitar walaupun tidak digubris. 

Bullshit? Tidak juga. Dia yang Maha Melihat selalu memperhatikan. Kembali lagi pada kalimat awal, saya selalu percaya bahwa segala hal baik yang kita berikan pasti akan kembali kepada kita, bisa jadi dalam bentuk yang berbeda dan dari orang yang berbeda juga.

Kita bisa menjadi apa dan berbuat apa, pilihan itu ada ditangan kita sendiri.
Pada akhirnya perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain.

Kata ibu, jangan suka meninggalkan kekecewaan di hati orang lain. Ibumu juga mengajarkan begitukah?


@ whiteteanosugar

0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung . silakan koment yaa :)