my clock

Selasa, 22 April 2014

Surat Yang Terlambat Setahun

        Hai ****, aneh ya baca ini, tumben banget ya aku ngasih kamu surat? baca aja ya, udah pokoknya nurut sama aku, cukup baca, ya? :)

     ****...
Tiga tahun bersama, bukan tak mungkin ada yang berbeda, bukan tak mungkin jika ada sesuatu yang berubah, karena untuk kau tau aku jenis manusia dinamis, bukan statis. ****, aku ingin berbicara tentang salah satu partikel dalam tubuhku, aku sedang membicarakan tentang solar plexus ku. kau tak perlu cari tau artinya biar ku beri tahu saja. begini, artikan saja itu sebagai rongga hati, ya aku ingin membicarakan tentang hati.

     ****, aku menikmati kebersamaan ini, terlalu menikmati mungkin, hingga ketika sadar segalanya telah berubah, kebersamaan kita menumbuhkan rasa yang berbeda, untukku. aku tak tau itu apa. aku ingin menyebutnya dengan cinta, tapi aku ragu. tapi kurasa ini memang cinta! ya, sudah ku terka, ekspresi itu akan keluar ketika kau membaca bait kalimatku barusan. aku terlalu mengenalmu ****, untuk tiga tahun ini. percaya padaku, sekarang otakmu sedang dipenuhi beribu tanda tanya, aku berani bertaruh untuk itu!

     Kalau sekarang yang muncul di otakmu adalah kalimat "mengapa bisa?" maka akan ku jawab "loh, memangnya mengapa tak bisa?" kau tau ****, perhatianmu itu berlebih terhadapku, radarku terlalu kuat untuk tak menemukan perhatianmu yang walau kau sembunyikan itu. dan aku tak tau kau terbuat dari morfin jenis apa, kau terlalu menenangkan untukku. untuk tempatku berkeluh kesah, untuk tempatku mengadu, mengeluh, berbagi cerita, tertawa, segalanya. kau ingat aku pernah berkata seperti ini "kadang aku ga butuh solusi, aku cuma mau ngadu, tentang apapun. aku suka ngadu sama kamu" ya, aku cuma suka ngadu sama kamu, sesederhana itu.

     Kalau setelahnya otakmu menuntut jawaban "sejak kapan?" aku tak tahu pastinya, mungkin semenjak aku kehilangan makna, sejak aku mulai ragu rasa ini harus kesebut dengan apa, mungkin juga ketika akalku sudah tak sejalan dengan rasa, atau mungkin semenjak wangi favoritku adalah aromamu, dan tempat yang paling nyaman buatku adalah pelukkmu. entahlah, yang pasti semenjak kusadari aku tak mau kehilangan kamu ****, aku mulai bisa sedikit meraba makna yang kurasa.

    ****, aku sudah tak bisa berkata-kata malam ini, aku tak tau apa yang harus ku sampaikan lagi. aku mencintaimu, ****.




sahabatmu,


                                                                                                                                               
 
  ps: aku menulis ini satu setengah tahun yang lalu, kapanpun kau menemukan dan membacanya, iya ini tentang kamu,


****= nama yg disamarkan :))


@whiteteanosugar

0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung . silakan koment yaa :)